Last Romeo – Chapter 4

Irene Sun Storyline’s
Last Romeo – Chapter 4
Prev; Teaser | 1 | 2 | 3
Genre; Romance, School Life.
Rating; T
Main Cast; SNSD Jessica | EXO-K Baekhyun | EXO-M Luhan
Support Cast; Jongdae. Mark Yi.
a/note: hai, aku kembali \(^o^)/ . aku kembali membawakan kelanjutan dari Last Romeo (LR), mohon untuk tinggalkan komentar dan aku memohon dengan sangat tidak meninggalkan komentar seperti ‘ fanfictionnya bagus thor, tunggu kelanjutannya ‘ atau ‘ next thor aku tunggu ‘ mohon untuk tinggalkan komentar sesuai dengan alur cerita yang ada baru silahkan komentar seperti yang di tebalkan, terimakasih ^^9

Huruf yang ditulis miring adalah flashback
**

“ aku katakan kalau aku hanya bisa memandangmu
aku katakan aku hanya mencintaimu
bahkan saat aku menutup mataku aku katakan aku hanya dapat melihatmu “ – I’m Saying

**

Sooyeon berdecak kesal, ia memandangi punggung pria yang berjalan di depannya sambil memegangi pergelangan tangan kanannya. mendengar decakkannya, pria itu memberhentikan langkahnya melirik Sooyeon yang mengalihkan pandangannya kearah lain. ia tersenyum miring.

” Bukankah kau sendiri yang mengatakan kalau kau ingin mengabulkan tiga permintaanku, hm? ” Pria itu menyentuh puncak kepala Sooyeon dan mengacaknya dengan perlahan, Sooyeon lalu mendegus sebal sambil mengerucutkan bibirnya yang tipis

” Hey, Dengar! aku memang mengataimu gila, kau bernyanyi di tempat umum dengan suara yang buruk lalu kemudian kau bahkan tertawa seorang diri tanpa ada hal yang lucu di sekelilingmu. bukan hanya aku, jika ada orang lain yang melihatmu bertingkah seperti itu juga akan menyangka kau adalah orang gila. dan, apa kau bilang? aku mengataimu mesum? ssh, hell. kau memang mesum tuan!! kau bahkan tidak malu mengakui bahwa kau melihat dalamanku yang bergambar hello kitty, apa kau tidak malu huh?! dasar .. bodoh ” Sooyeon mengecilkan suaranya ketika mengucapkan kalimat terakhirnya, dadanya naik turun karena terlalu banyak mempasok oksigen. Pria itu, wajahnya sedang memerah memandangnya matanya membulat memelototinya. Sooyeon berdehem, menghilangkan suasana canggung di keduanya. Sooyeon takut-takut mengalihkan pandangannya dan bersiul dengan pelan, ia merutuki dirinya sendiri di depan pria yang mengaku bernama Luhan itu, Setidaknya pria yang dikatainya gila dan mesum itu pernah sekali menyelamatkan tubuhnya dari tontonan gratis di dalam bus dengan tiket yang murah.

” K-Kau… ” Luhan meremas jas hitamnya sendiri, giginya tergetak bersamaan. Ia kemudian berkacak pinggang sambil memperhatikan gerak-gerik gadis di hadapannya, gadis itu sesekali melihat kearahnya dengan tingkah yang aneh. Luhan tertawa di dalam hati, ‘ gadis yang aneh ‘ batinnya

” Maaf .. kau mungkin menganggapku tidak tahu diri. Sebagai gantinya aku akan mengabulkan satu permintaanmu dan kita impas lalu kemudian anggaplah kita tak pernah kenal satu sama lain, Bagaimana? ” Luhan menautkan alisnya, ia sedang berfikir dengan keras menimang-nimang penuturan yang di ucapkan gadis itu. Sooyeon melihatnya dengan raut wajah yang manis, sedangkan Luhan hanya menatapnya datar.

” Hanya satu? Tidak cukup. Satu permintaan artinya kau hanya membalas jasa kemejaku yang kau pinjam, bagaimana dengan hatiku yang sudah kau sakiti? kau menghinaku dengan sebutan orang gila dan mesum padahal aku sedang mencoba menghibur diriku sendiri aku juga berniat baik untuk menyelamatkanmu. Kau itu orang yang beruntung, hanya aku yang melihat isi rok sekolahmu bagaimana jika kemudian banyak orang-orang berdatangan disana? aku tidak semesum yang kau kira Sooyeon-ssi ” Seru Luhan dengan tatapan sengit, Sooyeon kemudian mengigit bibir bawahnya dan sedikit merunduk. Pria itu memang ada benarnya, dia tidak semesum keliatannya lagi pula kejadian itu tidak disengaja, hufft benar-benar menjengkelkan. Rutuknya.

Tanpa disadarinya, Luhan tengah tersenyum ia menyadari bahwa kemenangan berada di tangannya sekarang. Gadis dihadapannya sangat jauh dari tipe idealnya sebagai seorang gadis, tidak memiliki style, bukan seorang gadis yang sexy, tidak punya sopan santun, ceplas-ceplos, dingin dan bukan berasal dari keluarga yang terpandang. Namun, hatinya terasa panas ketika melihat gadis itu memandangnya dengan dalam. Tatapannya hangat, ia terlihat seperti boneka kartun anak-anak di televisi.

Luhan belum merasakan bahwa ia jatuh cinta dengan gadis itu, tetapi rasanya ketika berada dekat dengannya Luhan selalu tak ingin pergi. Apa itu bisa disebut cinta? Bahkan Luhan lupa rasanya mencintai dengan tulus, ia sibuk dengan rencana-rencana Ayahnya untuk menguasai perekonomian pasar dunia dengan cara menyabotase dirinya untuk mendekati anak-anak konglomerat yang sudah pasti hartanya berlimpah.

” Aku menyetujuinya, tiga permintaanmu akan aku kabulkan. “

Sooyeon mengangkat kepalanya untuk teradah keatas, sebuah papan nama besar dengan hiasan lampu yang berkilauan membuat nama yang terpajang itu terlihat dengan sangat jelas. Ia mengerjapkan kedua matanya berulang kali, Southside Parlor.

Sooyeon baru tahu beberapa orang mulai memperhatikannya dengan tatapan menyelidik dan terkadang beberapa kelompok orang yang sedang berjalan bersama berbisik satu sama lain, Sooyeon mengedarkan pandangannya apa karena ia belum mengganti seragam? ia lalu memperhatikan kembali orang-orang yang sebagian besar adalah gadis-gadis muda, bukan tentang bajunya? Sooyeon menggeleng pelan. Ia mengamati dengan sangat rinci, bagaimana bisa banyak gadis yang memandangnya dengan kebencian itu.

” Aw.. ” Sooyeon meringis pelan, tubuhnya bertabrakan dengan sesuatu yang besar. Luhan terkekeh, ia membalikkan tubuhnya, ia membantu Sooyeon yang sedang mengusap dahinya.

” Apa menemaniku berjalan-jalan adalah beban untukmu? Kau melamun.. ” Protes Luhan dengan dingin, Sooyeon menghela nafasnya dengan panjang

” Aku tidak nyaman, mengapa dari-tadi semua orang memperhatikanku? Eh, maksudku.. kita.. ” Jawab Sooyeon melemah, Luhan yang mendengarnya kemudian memperhatikan sekelilingnya. Beberapa orang kembali berbisik satu sama lain

” Mungkin.. mereka iri dengan kemesraan kita  ” Kata Luhan asal.

” Hyaa!! Apa katamu? Ish, sangat menjijikkan. ” Ketus Sooyeon memelototi Luhan

‘ Drrrt, Drrrtt..

Dari; Jongdae

Mengapa kau lama sekali? Aku membelikanmu Ayam Goreng dan Kentang untukmu. Aku bosan dirumah seorang diri, Apa kau tidak apa-apa? Jawab pesanku.

Dari; Jongdae

Sooyeon kau dimana? ToT

Dari; Jongdae

Aku benci kesendirian, apa kau sedang marah padaku huh? :”(

Dari; Ibu Mark

Sooyeon ini aku Mark aku menggunakan nomor ibuku. apa kau benar-benar marah pada kami? aku minta maaf dengan penuh penyesalan ;( , Kumohon pulanglah kerumah. Jongdae sedang menjadi monster ia merecoki handphoneku ia terus menerus mengirimiku pesan dengan berbagai emoticon kau tahu aku benci emoticon :”( dia bahkan mengirimiku emot seperti ini :* agar aku mau kerumah untuk menemaninya. Aku takut, aku masih normal Sooyeonnie. TAT  ‘

Sooyeon mengerenyit pelan, berbagai macam pesan singkat masuk kedalam handphonenya terus menerus. dan sebagiannya adalah dari sepupu laki-lakinya, Kim Jondae.

Sooyeon tidak habis fikir mengapa Jongdae memiliki dua kepribadian yang sangat bertolak belakang dari apa yang dilihat dengan kasat mata.

‘ Drrrtt.. Drrrtt…

Dari; Baekhyun

Apa Tinker Bell sudah pulang kerumah? Semoga kau baik-baik saja, aku mendapat terror dari Jongdae untuk menyuruhmu agar segera pulang ‘

TinkerBell? Sooyeon tidak berkedip untuk waktu yang lama sampai tepukkan Luhan pada pundaknya menyadarkannya. Sooyeon menatap Luhan dengan tatapan aneh membuat Luhan sedikit bingung

” Apa yang dimaksud dengan TinkerBell? ” Sooyeon mengamati wajah Luhan yang juga sedang menatapnya, Luhan lalu menghembuskan nafasnya melalui mulut

” Apa ada seorang pria yang mengirimu pesan? ” Tanya Luhan to the point , ” Peterpan dan TinkerBell, ia tidak pernah terpisahkan.. meskipun pada kenyataan Peterpan pernah menyukai Wendy gadis yang sangat cantik dan memikat hatinya tapi tetap saja akhirnya mereka memang tidak ditakdirkan bersama karena Wendy  menikah dengan pria lain, tapi .. apa dia kekasihmu? ” Suara Luhan sedikit menghilang ketika mengucapkannya, Sooyeon menggeleng dengan cepat. Ada sedikit rasa lega yang menghinggapi dirinya namun ia tidak tahu mengapa rasa itu muncul begitu saja

” Lalu, Apa kau menyukainya? ” Tanya Luhan lagi, pipi Sooyeon kemudian bersemu merah ia sudah tahu apa jawaban Sooyeon dengan melihat perbedaan raut wajahnya. Ia kemudian tertawa hambar, ” Aku akan menjadi kapten hook yang selalu mencoba memusnahkan Peterpan kalau begitu.. “

**

Luhan melambaikan tangannya, ia tersenyum kepada seseorang teman lama yang baru hari ini sempat dikunjunginya. Luhan menautkan tangan Sooyeon untuk menggandeng tangannya, Sooyeon yang hendak protes terpaksa harus berdiam diri.

‘ aku ingin kau mengabulkan satu permintaanku, jangan pernah memainkan handphonemu ketika berada di sampingku, dan jangan pernah protes saat aku melakukan sesuatu padamu. tapi kau tidak usah khawatir aku akan melakukan sesuatu yang wajar ‘

Luhan menagih janji pertamanya sebelum memasuki gedung mewah dengan diisi oleh orang-orang kalangan atas untuk sekedar mengisi kekosongan perut mereka. Sooyeon tertegun ketika melihat makanan yang dipesan oleh beberapa orang, makanan seperti itu hanya dapat ia saksikan dalam drama korea besar.

Seorang pria berpakaian putih lengkap dengan topi tinggi yang menjulang keatas menghampiri mereka berdua, ia menjabat lengan Luhan sambil tersenyum sinis

” Tumben sekali kau datang ke restaurant kecilku ” Sindir pria itu yang ditanggapi Luhan dengan pukulan kecil

” Aku sibuk mengurusi kakek tua itu, bagaimana kabarmu? ” Tanya Luhan ramah, pria bertopi itu lalu melepaskan topinya dan memeganginya.

” Aku baik-baik saja, Oooh siapa gadis ini? ” Pria itu memperhatikan Sooyeon yang berada tepat disamping Luhan, ia kemudian menggeleng dan tertawa penuh arti

” Kenalkan ini adalah Do Kyung Soo dia adalah sahabat kecilku, dia adalah pemilik dan chef di tempat ini. dia memiliki banyak penggemar wanita yang lumayan banyak tapi tidak sebanyak diriku, kau bisa memanggilnya Dio. dia masih lajang tetapi kau tidak memilikinya karena kau adalah milikku, dan Dio.. kenalkan ini adalah Sooyeon dan ingat dia milikku ” Sooyeon melongo mendengar penuturan panjang yang dibilang oleh Luhan, lagi – lagi ia ingat janji nya dan ia tak boleh melanggarnya untuk hari ini. Dio kemudian terkekeh, ia tahu keaslian yang dibuat oleh bualan Luhan itu.

” Karena sahabat lama datang, aku akan mentraktir kalian malam ini. aku akan memasak menu makanan baru di restaurant ini. “

– To Be Continued

Gimana kependekkan yah? u.u, aku minta maaf yang sebesar-besarnya sebenarnya Chapter 4 ini panjang banget, tapi file nya ke format dan aku harus bikin ulang dengan inspirasi yang baru lagi jadi aku sedikit bingung:( , part selanjutnya akan lebih panjang dari chapter ini aku janji. dan aku mau tanya, gimana kalau part selanjut-selanjutnya bakalan menghasilkan 5000 word  yang pastinya bakalan panjang banget tapi hanya akan di publish sekitar satu-minggu sekali bahkan bisa lebih bagaimana? tolong sekali lagi untuk tinggalkan komentar mengenai alur cerita bukan ‘ next thor ‘ atau ‘ bagus thor ‘ dan el-el 😀