We Provide Jessica and Exo Fanfiction

Last Romeo – Chapter 1

Last Romeo Pict

Irene Sun Storyline’s
Last Romeo – Chapter 1


Prev; Teaser


Genre; Romance, School Life
Rating; T
Main Cast; Jessica/Sooyeon SNSD | Baekhyun EXO-K | Luhan EXO-M
Support Cast; Chen/Jongdae.
Poster By : LittleRabbit.
Author/note; hai readers aku sedikit memajukan tanggal perilisan fanfiction ini, aku meminta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan fanfiction ini sangat jelek. Mohon untuk meninggalkan saran dan komentar, aku malas melanjutkan jika komentar sedikit ^^v

Backsounds; Infinite – Last Romeo | EXO – Overdose

*
“Ilusi yang aku yakini, kau dan aku, berada dipuncak emosi.
Bunga layu yang bertebaran, bulan yang miring dan menghilang
Hatiku yang tidak akan pernah berbeda
Tak ada hadiah lain yang lebih baik dari ini, aku hanya perlu dirimu.”

*

Sooyeon meregangkan kedua tangannya yang berpegangan secara bersamaan wajahnya kemudian teradah ke atas menghadap langit, ia menutup kedua matanya merasakan hembusan angin yang menerpa permukaan kulit-nya. angin yang bertiup pelan membuat beberapa helai rambutnya bergerak tidak menentu arah, secercah cahaya matahari perlahan mulai menyorot arah wajahnya yang indah. dengan hati-hati ia mulai membuka kedua kelopak mata cokelat pekat miliknya, ia mengerjapkan kedua matanya memandang kosong tepat dihadapannya.
Sooyeon mulai bergerak dari bangku panjang taman belakang sekolah, ia mengemasi beberapa barang yang dipunyai-nya kedalam tas ransel merah tua yang berada persis di sebelahnya. Akhir-akhir ini hobbynya bertambah sejak perpustakaan sekolah membeli banyak buku-buku baru untuk dijadikan koleksi bacaan, beberapa buku-buku pelajaran beserta rumus-rumus lengkap dan sebuah buku sastra inggris yang dapat menyampingkan buku-buku pengetahuan kesukaannya. ia harus segera kembali kerumah sebelum sepupu laki-lakinya mengadukannya kepada ibu-nya yang tinggal di california untuk urusan pekerjaan. kedua orang tuanya sudah lama berpisah, terhitung sudah lima tahun lamanya, ia memiliki satu orang adik perempuan bernama Soojung yang lebih muda darinya.
Ia bersyukur karena tinggal dengan sepupu laki-lakinya, Jongdae adalah murid di SHS sekolah yang sama seperti dirinya, ia adalah murid yang sangat pintar mereka berdua sering bersaing untuk mendapatkan penghargaan yang di nominasikan kepada orang-orang tertentu. Selain itu, Jongdae merupakan siswa yang aktif di sekolah ia bahkan pernah menjadi ketua organisasi dan Sooyeon yang menjadi wakil-nya. Jongdae akan melalukan apa saja agar dirinya dan Sooyeon merasa aman, Jongdae yang selalu melindunginya dimanapun saat ia membutuhkannya.
Sooyeon melirik pergelangan tangan kirinya, mengamati sebuah benda bulat yang bergerak dengan kedua garisnya. sudah hampir jam makan malam, bahkan ia hampir saja melewatinya. ia tidak berniat menaiki sebuah angkutan tranportasi seperti bus dan taxi untuk tidak merasakan lelah karena perjalanannya dari rumah ke sekolah sedikit jauh. ia bisa saja menggunakan uang sakunya untuk menaiki kendaraan untuk sampai ke rumah, tapi jika memikirkan pekerjaan ibunya yang berat dengan upah yang tidak seberapa ia mengurungkan niatnya. ia harus menyisihkan sedikit uangnya untuk kelangsungan hidupnya meskipun semua makanan, rumah sewaan, belanja bulanan sudah ditanggung Jongdae karena keluarga bibinya memiliki banyak harta dan tidak merasa keberatan tetapi tetap saja ia tak enak hati. Jongdae selalu melarangnya untuk bekerja sampingan setelah pulang sekolah atau saat liburan tiba dan Sooyeon selalu terpojokkan dengan kata-kata yang dilontarkan Jongdae yang menurutnya pedas itu.
Sooyeon tersenyum hambar sendirian, ia melewati jalanan yang begitu ramai di pusat kota. Begitu banyak pejalan kaki yang berlalu-lalang kesana kemari sambil berbincang dengan beberapa pasangannya, seorang anak kecil hampir saja menabraknya jika ia tidak memegang bahu anak itu, seorang gadis kecil yang manis. gadis itu membungkukkan badannya mengisyaratkan permohonan maaf pada Sooyeon, tanpa sadar Sooyeon menyentuh permukaan kepala bagian atasnya sedikit mengacaknya dengan pelan-pelan. Gadis kecil itu kemudian berlari mengejar ibunya yang tertinggal jauh dibelakangnya dengan malu-malu gadis itu memeluk bagian kaki kiri ibunya ia sedikit berkata dengan suara yang pelan sambil memandang kearah Sooyeon yang terdiam di tempatnya sambil memperhatikan gerak-gerik gadis itu, kemudian sang ibu tersenyum tenang pada anak perempuannya ia lantas menggendongnya dan berjalan menghampiri Sooyeon yang terlihat biasa saja.
‘ anakku meminta maaf padamu, karena ia melalukan kesalahan. berjalan tak hati-hati untung saja kau menahan bahunya.. katakanlah pada eonnie kau tidak akan mengulanginya lagi ‘ Dengan malu-malu gadis kecil itu kemudian memandang wajah Sooyeon dengan wajahnya yang tertunduk, ia terlihat manis dimata Sooyeon saat ini.
eonni, maafkan ahreum .. ‘ katanya dengan tulus, Sooyeon kemudian terenyuh hatinya terasa panas. ia merindukan Soojung kecilnya dan juga ibunya. Sooyeon merogoh kantung saku mantel tebalnya ia mendapati sebuah permen lollipop dengan rasa vanilla yang diberikan Jongdae tadi pagi sebelum ia kesekolah. ia memberikan permen itu pada gadis di depannya. tangan kecil itu dengan sangat cepat mengambil permen pemberian Sooyeon. keduanya terkekeh melihat reaksi gadis kecil nya, matanyayang bulat lalu berbinar terang.
‘ dia sangat menyukai permen, terimakasih atas pemberianmu nona. kau akan menjadi ibu yang baik kelak, ahreum katakan terimakasih pada… ‘ perkataan ibu muda itu terhenti ia melihat kearah Sooyeon, Sooyeon yang mengerti lantas tersenyum ‘ Sooyeon, Jung Sooyeon ‘ keduanya tersenyum.

**

Drrrtt.. Drrrtt..
‘ Dari; Jongdae
Annyeong Sooyeon, aku akan pulang terlambat hari ini. aku pergi membeli buku bersama Mark. Pulanglah dengan selamat, aku tidak akan makan malam bersama. jika ada temanku yang datang kerumah bukakan saja pintu untuknya kami berencana akan belajar bersama untuk olimpiade matematika bulan depan bersikaplah baik padanya ^^
note; kau tahu dia adalah flower boy di SHS semua wanita menggilainya berbeda denganmu kau tidak pernah mencari tahu, dasar bodoh. Kkkk~ kau punya beberapa jam sebelum aku dan mark kembali kerumah, byebye.. ‘
Sooyeon mendengus sebal, Jongdae memang selalu menyindirnya agar ia bisa mendekati seorang pria yang bisa menyingkirkan hobbynya menjadi maniak pembaca buku. Tidak jarang Jongdae selalu membawa beberapa teman prianya lalu mengenalkannya pada Sooyeon tapi bagaikan perjuangan yang tidak berujung, Sooyeon selalu menolak pria-pria yang dibawa oleh Jongdae. Menurutnya, cinta tidaklah penting selama hidupnya masih harus banyak diperbaiki, terkadang ia bisa berdebat dengan Jongdae soal cinta. Sooyeon memiliki pengetahuan yang minim soal dunia sosial berteman dengan laki-laki selain Jongdae ia adalah perempuan yang tertutup ia tidak memperdulikan sekelilingnya ia tidak memperdulikan siapa saja yang memperhatikannya ataupun menyukainya. Bahkan, menurut Jongdae sepupu perempuannya itu masuk dalam kategori perempuan populer di SHS mengalahkan popularitas Naeun dan Hyorin.
Sooyeon membuka pintu gerbang halaman rumahnya, ia menghentikkan kegiatannya. Perasaan takut mulai menghinggapi dirinya, rumahnya dan jongdae adalah rumah yang tertutup sekelilingnya dipenuhi dengan semak-semak dan pepohonan yang besar, Sooyeon terkadang mencoba mengatakan pada Jongdae agar menebang beberapa semak-semak ataupun pepohonan yang tidak diperlukan tapi Jongdae selalu menjawabnya dengan bahasa ilmiah yang memang benar adanya seperti ‘ kau tahu kan, bumi kita terancam mengalami global warming sebaiknya menanam banyak pohon agar kita membantu bumi kita terbebas dari efek rumah kaca ‘ dan ia selalu kalah telak.
Sooyeon sedikit kesulitan meneguk ludahnya melalui kerongkongan, ia dengan hati-hati menutup pintu gerbang dan kemudian berlari kencang tanpa melihat kearah sekelilingnya, Sooyeon sangat takut akan kegelapan apalagi Jongdae sama sekali belum pulang kerumah itu artinya rumahnya sangat gelap sekarang, Sooyeon menggapai tas ranselnya mencoba mencari kunci rumah cadangan yang diberikan Jongdae setelah mereka tinggal bersama, ia begitu kesulitan mencari benda kecil itu didalam tasnya ia tidak bisa menerawang sesuka hati banyak barang penting di dalam tasnya tidak mungkin ia mengeluarkannya di lantai depan pintu bagaimana jika ia kehilangan salah satu barang penting. Ia mengambil handphonenya didalam saku kiri mantel abu-abunya ia melirik permukaan layar handphonenya baterainya tinggal sedikit lagi akan habis, setidaknya cukup beberapa menit lagi menerangi kegelapannya untuk mencari kunci pembuka rumahnya.
Sraaaak… Sraaak… Sooyeon berhenti dari kegiatannya ia merasakan nafasnya tercekat, bahunya berguncang pelan bibirnya ia biarkan sedikit terbuka tanpa dirasa bibirnya pun ikut bergetar. ia tidak sendirian di halaman rumahnya yang gelap ini, setidaknya ia beruntung jika ia bertemu hantu ia hanya akan berteriak dan pingsan lalu Jongdae dapat menemukannya ketika pulang bersama Mark dan bukan penjahat tetapi bagaimana jika kebalikannya? ia di culik dan di sekap Oh god.
Sooyeon menolehkan kepalanya kebelakang, jantungnya berdegup kencang lebih dari biasanya. Ia hanya bisa berharap teman Jongdae yang di ceritakannya itu akan datang dan membantunya mengatasi ketakutannya ini.
Tap.. Tap.. kini suara langkah kaki yang terdengar di keheningan malam, suara itu begitu menusuk gendang telinganya dengan baik. Kemungkinannya untuk bertemu dengan hantu sudah menghilang hantu tidak mungkin memakai sepatu dengan kaki yang menapak di tanah, Sooyeon menggigit bibir bawahnya ia dapat melihat seseorang dari sisi mata kirinya tengah berhadapan dengannya wajah nya sampai mata kaki tentu tidak terlihat karena cahaya yang minim. bayangan itu semakin mendekat kearahnya, dengan memberanikan dirinya ia segera menyinari cahaya yang tersisa di handphonenya dan diarahkannya pada bayangan tersebut.
Dan ..
BUGH..

ia seperti terhantam sesuatu ponselnya entah terpental kemana, ia tidak dapat melihat apapun selain cahaya rumah tetangannya yang berada tiga meter jauh darinya. tidak mungkin ia meminta tolong kepada tetangganya yang bekerja sebagai rentenir itu kan? bisa saja akan ada hal yang lebih buruk daripada ini. tubuhnya menghantam permukaan tanah di halaman rumahnya ia memejamkan matanya beberapa detik kemudian ia merasakan rintihan seseorang yang berada dekat dengannya, mungkinkah..
Ia membuka kedua matanya dengan hati-hati, seseorang tengah menimpa tubuhnya yang kecil. Tanpa sengaja permukaan tangan Sooyeon menyentuh permukaan wajah seseorang itu, sedikit basah dan bau anyir. Dengan segera ia mendorong orang itu dan membalikkan tubuhnya tangan kiri Sooyeon menahan kepala belakangnya, ia dapat sedikit menerawang memperhatikan siapa orang tersebut, dia seorang pria ..
dan dia terluka..

**

Dengan susah payah Sooyeon menyeret tubuh pria itu untuk masuk kedalam kamar Jongdae yang berada di lantai dasar, ia berhasil membuka pintu rumah dengan bantuan cahaya flash ponselnya yang sekarang sudah mati. Sooyeon lalu membaringkan tubuh pria itu dengan perlahan, Sooyeon sedikit panik saat mendengar rintihan kesakitan yang dikeluarkan pria itu lebih kencang dari sebelumnya, dengan terburu-buru ia mengambil kotak pertolongan pertama yang menggantung di dekat dapur tidak lupa ia menyalakan terlebih dahulu lampu di kamar Jongdae.
Sooyeon kemudian berlari menghampiri pria yang tidak di kenalnya itu ia memiringkan rambutnya yang hitam keatas agar ia bisa mengobati lukanya dengan segera, ia mengambil sebuah kapas yang sudah diberikan air alcohol sebelumnya. ia segera melapisi dahi pria yang terluka itu dengan perban dan obat penyembuh luka. ia kemudian menaruh kotak obat itu di meja kecil yang dekat dengannya, ia melihat pria itu dengan seksama, perlahan pria itu bergerak ia membuka matanya secara perlahan, Sooyeon masih terus memperhatikannya kemudian mata mereka bertemu seiring dentuman garis panjang jam berputar. dan … tippp..
Lampu dirumahnya mati begitu saja, Sooyeon kemudian memejamkan matanya erat ia menggapai sebuah benda yang dapat ia pegang dengan kencang. ia begitu takut akan kegelapan, mungkin karena ia sangat menyukai film bergenre horror. ia sendiri ketakutan jika sendirian.
“ akkh.. k..kau menyak..kitiku nona. “ Rengeknya, gadis itu kemudian membuka matanya lebar ia mendapati dirinya sendiri menggengam pergelangan tangan pria yang sama sekali tidak dikenalnya itu. dengan sedikit kasar Sooyeon menghempaskan tangannya dan memalingkan wajahnya, terdengar suara kekehan yang pelan membuat Sooyeon termagut-magut berdua setidaknya lebih baik ia lega mengetahui bahwa ia bertemu dengan manusia yang terluka
“ kau temannya Jongdae? “ Tanya Sooyeon berhati-hati, pria itu bergerak mengangguk ia bangun dari tempat tidur Jongdae
“ Hfft, syukurlah “ jawab Sooyeon lega, ia kemudian mendekati pria itu sedikit mengecek apakah ia baik-baik saja. pria itu merasa risih dan dengan segera mendorong Sooyeon tapi bukannya malah terjatuh Sooyeon justru menggengam kaos yang dikenakan sang pria membuat mereka berjatuhan, Sooyeon menindih tubuhnya.
“ Awww.. yak! kau berat sekali nona.. “ ringis pria itu sambil menggengam kedua tangan Sooyeon di atas
“ Ah, mian. “ ucap Sooyeon singkat, ia kemudian dengan cepat bangkit dari atas tubuh pria itu ia menghela nafasnya gusar. Ia memperhatikan pria itu dan memandangnya sinis, sedikit canggung untuk suasananya saat ini mengobrol lebih jauh
‘ biasanya Jongdae menyimpan lilin di kamarnya.. berjaga-jaga jika mati lampu. ‘ Sooyeon menggumam di dalam hatinya , Sooyeon lalu menggapai permukaan meja kecil yang berada di dekat ranjang Jongdae dan membuka lacinya. Pria itu menyimpan berbagai barang perlengkapan yang sangat lengkap, Jongdae bahkan menyimpan sebuah pemukul bisbol di sebelah ranjangnya ia ingat saatdirinya bertanya pada Jongdae mengapa begitu banyak barang tak penting di dalam kamarnya ia hanya tertawa pelan dan mengatakan ‘ aku berjaga ketika ada penjahat masuk kedalam rumah itulah sebabnya kamarku seperti markas teroris ‘
Sooyeon menyalakan sebuah lilin dan meletakkannya di atas meja, Sooyeon kemudian mengisyaratkan pada pria disampingnya itu untuk mendekat padanya. Sebelum kembali kedalam kamar, Sooyeon sudah mempersiapkan air hangat untuk meringankan luka lebam pada ujung bibir pria itu. pria itu seakan mengerti untuk apa Sooyeon menyuruhnya ia hanya menurut.
“ aaak-akhh yak, nona bi-bisakah kau lebih pelan lagi? “ Sooyeon yang sedang terfokus pada luka biru di ujung bibir tipis pria itu kemudian menatapnya, Deg… kedua bola mata pria itu seperti menyihirnya begitu bersinar meskipun hanya ada lilin yang meneranginya. ia lalu merasakan aliran darahnya berdesir, cukup lama mereka memandang sampai kemudian Sooyeon menyerah, ia melemparkan handuk kecil itu pada nya
“ Tidak apa-apa? “ Tanya pria itu sambil menolehkan kepalanya, Sooyeon hanya mengangguk kecil sambil memegang ujung dadanya ia berdebar..
“ Apa kau tidak keberatan aku membawa lilin ini? aku ingin menelpon Jongdae agar ia segera kembali.. “ Sooyeon bertanya tanpa menoleh, pria itu masih menatapnya tajam
“ Aku tidak pernah takut akan kegelapan, aku minta maaf datang dengan kondisi seperti ini. aku hampir kehilangan nyawaku, terimakasih karena telah merawatku, namaku Byun Baekhyun kurasa umurku lebih muda satu tahun dibawahmu meskipun kita satu angkatan. umm, terimakasih Sooyeon noona Jongdae sering menceritakanmu jika dia di sekolah .. “
Noona , pria itu sangat lembut. hingga Sooyeon dapat merasakan darahnya berdesir.

To Be Continued-

 

31 responses

  1. Reblogged this on Irene Sun Land.

    23 Juni 2014 pukul 13.36

  2. Pnsrn bngt nama pria itu di tnggu next chap

    23 Juni 2014 pukul 14.02

  3. Kok si baek bsa trluka thor????dtg k rumah jongdae bwt ngapain dy???wew d tnggu nxt nya…

    23 Juni 2014 pukul 14.07

    • hai ^^ terimakasih sudah komentar, coba kamu baca ulang lagi ff nya 😀 ada alasan kok baekhyun mau kerumah jongdae ngapain mungkin kamu ngelewatin bacaan tersebut ❤

      23 Juni 2014 pukul 14.53

  4. Huaaa aku sukaaa ._. Ditunggu ya ff nya 😀 Cepetan update nya ya heheheheh 😀 HWAITING ! 🙂

    23 Juni 2014 pukul 14.19

    • annyeong hani sunbaenim^^ hehe iya makasih yaaa udah komentar ❤ ❤ ❤

      23 Juni 2014 pukul 15.01

  5. Telekinetics

    Loh,ak kira tdi hantu :v eh ternyata orang 😀 kok baekhyun bisa terluka emang hbis di kroyok ? :v
    ditunggu klanjutanyya thor,

    23 Juni 2014 pukul 14.50

    • hehe ‘-‘v entahlah aku pun tak tahu baekhyun kenapa nyampe dikeroyok kita tanyakan pada rumput yang bergoyang

      23 Juni 2014 pukul 15.00

  6. destriani

    Baek bikin orngk tktn ajh,sica baik bngt walapun blm knl sm tuh namja

    23 Juni 2014 pukul 17.07

    • hai terimakasih sudah berkomentar ^^ tunggu kelanjutannya yaa ❤

      24 Juni 2014 pukul 10.28

  7. Aku baca ff ini kok jantung dag dig dug yah ._.
    Bagus banget ff nya >< ditunggu kelanjutannya ne ^^

    23 Juni 2014 pukul 18.08

    • terimakasih karena sudah berkomentar ^^ tunggu kelanjutannya yaa ❤

      24 Juni 2014 pukul 10.29

  8. aku suka banget>< lanjut terus ya

    23 Juni 2014 pukul 19.57

    • terimakasih atas komentarnya ^^ tunggu kelanjutan LR nyaaa ❤

      24 Juni 2014 pukul 10.30

  9. Lanjuuuuuuuttt penasaran nihh hehee
    Daebakkk thor~~

    23 Juni 2014 pukul 22.49

    • hai terimakasih karena sudah berkomentar, LR chapter 2 sudah di publish. ❤

      25 Juni 2014 pukul 17.47

  10. Alayda azara

    Semoga baekhyun jessica bersatu di ff ini
    Cepet lanjut ya eon

    24 Juni 2014 pukul 08.33

    • aku tidak menjanjikan kalau jessica memilih Baekhyun dan melupakan Luhan 😀 sewaktu waktu bakalan berubah kok ❤

      25 Juni 2014 pukul 17.48

  11. itu baekhyun kenapa sebenernya?-_-
    lanjut ya!

    24 Juni 2014 pukul 09.43

    • hai Chapter 2 nya sudah di publish, terimakasih atas komentarnya di chapter ini ❤

      25 Juni 2014 pukul 17.49

  12. Keren banget thor 🙂
    Ceritanya gx ribet mudah dipahami,, feel nya dapet banget
    BaekSica moment bagus 😀
    Itu Baekhyun kenapa thor??
    Ditunggu chap 2 nya yaa

    24 Juni 2014 pukul 23.45

  13. Hei ini keren 🙂
    Aku kira itu hantu tapi ternyata itu Baekhyun yaa.. Luhan belum muncul {}

    25 Juni 2014 pukul 12.02

  14. aku kira dia siapa,ternyata baek.omo sica eon cinta pada pandangan pertama.sica eon terkenal tapi dia cuek yah?buka hatimu untuk cinta eon! lulu jadi apa nanti?penasaran lanjutannya,next chap KEEP WRITING!!

    25 Juni 2014 pukul 12.41

  15. PiaChu

    Yayyyy author sudah lama gak kelihatan/? /hah
    Luhan belum ada di chap 1 ‘_’ itu Baekhyun kok bisa luka2 ;A;
    Ok berhubung chap 2 nya udah keluar aku mau baca chap 2 dulu thor’-‘)/

    26 Juni 2014 pukul 12.07

  16. Ping-balik: Last Romeo – Chapter 3 | SicaExo Fanfiction

  17. Baekhyun kenapa bilang ‘hampir kehilangan nyawa’ tadi? Emang ada kejadian apa sampe baekhyun bilang gitu?
    Ciyeeee.. Jessica suka Baekhyun yaa?
    Dari sekian banyak cowo yg Jongdae kenalin, apa cuma baekhyun yg dapat buat darah Jessica berdesir..

    13 Juli 2014 pukul 18.56

  18. itu baekhyun kenapa? aku sempet ngira klo td baek itu penjahat loh wkwk. bagus sekali!! sayang aku baru baca, kudet sangat ><

    13 Juli 2014 pukul 23.02

  19. dorayolla

    waaah aku suka cast.nya 😀 bagus thor ceritnya menarik 🙂

    5 Agustus 2014 pukul 02.49

  20. Ida soesanto

    baekhyun emg cocok sama karakter flower boy
    jongdae juga cocok sama karakter orang yg cerewet
    aku suka cast2 + karakternya
    tp aku nunggu karakter luhan kaya apa
    ditunggu nextnya ya, gomawo

    23 Oktober 2014 pukul 02.06

  21. hhahaaa… kayaknya sica beneran mulai suka nih…

    30 November 2014 pukul 22.23

  22. Susiani

    Yee akhirnya ketemu sama FF Baekhyun lagi, setelah sekian lama membongkar Google dengan segala upaya yang aku bisa hhahahhaa.. dan tara akhirnya ketemu ff ini, dan kebetulan Jessica dan Baekhyun adalah biasku, jadi menurutku fine-fine aja. Oiya ijin baca chapter selanjutnya yeet thor 😀

    17 Agustus 2015 pukul 08.52

Tinggalkan komentar